Wadduha…!!! Syafria Elfiana Mahasantri Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek

Syafria Elfiana Mahasantri Sumatera Thawalib Parabek yang tengah menjalani Semester-VI ini terpilih sebagai “Peserta Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) untuk Ulama Muda bagi Mahasantri Ma’had Aly se-Indonesia” yang diadakan oleh LAKPESDAM-PBNU.. Adapun Essay yang berjudul WADDUHA dan telah mengantarkan Syafria menjadi Peserta bisa dibaca di bawah ini !

 

Wadduha….!!!

Oleh: Syafria Elfiana

Seiring berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mana semua kalangan baik tua, muda, remaja bahkan anak anak di bawah umur sudah disibukkan dengan gadged masing-masing, khususnya Indonesia, dari data yang kami peroleh 143,26 juta jiwa atau  56,68 persen dari total 262 juta orang indonesia pengguna internet aktif, mereka hampir saja tidak berkomunikasi dengan baik dalam satu rumah, dan lebih mengerikannya lagi mereka lebih mementingkan orang-orang di dunia maya mereka. Ibu yang sejatinya adalah madrasah pertama bagi anak- anaknya kini tak lagi pantas menjadi uswah bagi anak anaknya, mereka lebih disibukkan dengan urusan dunia mayanya. Seorang Ayah sibuk saja dengan urusan pekerjaannya. Gadged tak pernah lepas dari tangannya dengan alasan ada urusan pekerjaan yang perlu dibicarakan dengan staff dan sebagainya. Sang anak kurang perhatian orang tua dan disodori gadged saja tampa pengawasan. Mereka yang belum mengerti dengan baik penggunaan gadged ini, terjerumus pada hal hal yang sangat kita semua takutkan, mereka mengakses hal hal yang tak layak dilihatnya. Betapa mengerikannya pemimpin kita nanti kalo melihat fenomena yang terjadi saat ini. Karena inilah saya merasa perlu membahas  ulama Indonesia di era millenial ini, harus kembali bangkit untuk menyelamatkan generasi kita, generasi millenial, generasi yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa di masa depan yang tentunya akan menjadi pemimpin bangsa tercinta ini kelak.

Gaya hidup yang serba mudah, serba cepat, serba gadged  membuat anak-anak bangsa kita malas, lemah ghirah dan lemah pendirian, kesibukan dengan hal hal yang tidak bermanfaat dan gaya hidup yang berlebihan, berlomba lomba tren, membuat generasi-generasi kita lupa peran mereka yang sesungguhnya maka inilah yang harus diselamatkan oleh ulama ulama kita dalam mempersiatkan pemimpin masa depan. Keras nya jiwa, gersang, sulit mendapat hidayah ini terjadi karena dosa dan maksiat yang mereka lakukan setiap hari dengan bangga. 

“Kemudian hatimu menjadi keras sehingga seperti batu” (Q.S. Al-Baqorah : 74)

Belum lagi muncul baru baru ini pemuda Hijrah yang menyalahgunakan kalimat mulia ini. Mereka mengaku Jofisa (Jomblo fi sabilillah) tapi masih saja bergaul dengan lawan jenis tak layaknya seorang muslim/muslimah yang benar. Muncul pula kata-kata ta’aruf yang disalah gunakan bersampulkan ta’aruf saling mengingatkan dalam kebaikan dan hijrah kembali kepada Allah tapi malah sejatinya mereka pacaran. Katanya mengingatkan kepada kebaikan tapi kenapa yang dingatkan harus dengan seorang akhwat/ikhwan saja. Kalo memang pacaran katakan saja pacaran tak perlu membawa istilah-istilah islam untuk menutupi kemaksiatan tersebut. Dan hal inilah yang sangat kita sayangkan mereka tau dengan baik bahwa hal tersebut salah dan bermasalah namun masih saja melakukannya. Inilah yang dikatakan Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 42:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahui” (Q.S.Al-Baqarah ayat 42)

Inilah tantangan yang paling berat yang harus dihadapi oleh ulama ulama kita dalam berdakwah untuk mengajak mereka kembali kepada tuntunanNya, Namun percayalah janji Allah yang selalu memotivasi kita “La tahzan innalaha ma’ana”  Q.S At-Taubah ayat 40, Jangan resah Allah selalu bersama kita.Dalam surah An-Nahl Allah menjelaskan kepada kita metode dakwah yang benar.

“Serulah kepada manusia kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl : 125)

Dalam kitab tafsir Ibnu Kasir, Imam ibnu Jarir menyebutkan bahwa maksud dari hikmah adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan menurut Muhammad Abduh maksud hikmah disana adalah pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya, pandai berdakwah sesuai keadaan yang terjadi. Selain itu menurut Al-Zamaksyari mengartikan kata hikmah dalam kitab nya Al-Kasyaf dengan sesuatu yang pasti benar yaitu Al-Qur’an. Ini dapat kita lihat figur nya di Indonesia salah satunya adalah Al-Mukarram Ustad Adi Hidayat Rahimahullahu Ta’ala

Kemudian metode yang kedua dengan Al-Mau’izah Al-Hasanah atau pelajaran yang baik. Dalam tafsir Al-Baghawi maksud Al-Mau’izah Al-Hasanah adalah mengajak manusia dengan memberikan motivasi dan juga peringatan atas perbuatan maksiat yang ia lakukan  sedangkan maksud lainnya adalah cara berdakwah dengan lembut tampa ada memaksa dan tampa kekerasan.Jadi metode ini maksudnya adalah  Memberikan nasehat atau petuah, serta memberikan bimbingan dan pengajaran, dan menceritakan kisah kisah yang dibarengi dengan motivasi- motivasi dan juga peringatan dengan nasehat nasehat yang positif. Dakwah dengan cara ini dapat kita lihat pada Ulama kita di Indonesia Ustad Hanan At-Takki dan Ustad Handy Bonny Rahimahullahu Ta’ala.

Dan yang terakir metode bantahan dengan cara yang baik, Menurut Sayyid  Muhammad Thanthawi berarti upaya untuk mengalahkan lawan dengan memberikan argumentasi yang kuat. Sedangkan menurut  tafsir Al-Nasafi  kata tersebut adalah berbantahan dengan jalan sebaik baiknya antara lain dengan perkataan yang lemah lembut dan tidak menyakiti namun dengan nasehat yang membangun. Figur ini dapat kita lihat pada Al-Mukarram Ustad Abdul Shomad Rahimahullah.

Itulah metode metode yang dijelaskan langsung oleh Allah dalam kitabNya yang mulia kepada kita. Maka dengan caralah inilah yang dapat kita lakukan untuk mengembalikan, membangkitkan, WADDUHA….!!!, demi waktu duha  maksudnya bangkit!!! lakukan sesuatu untuk bangsa ini ulama indonesia kami dan generasi penerus ulama yang tentunya para santri dan Mahasantri Ma’had Aly Indonesia khususnya , ditanganmu lah kejayaan dan masa depan bangsa ini, peran kita sangat dibutuhkan dalam membangkitkan kembali bangsa ini  menjadi Syurga Dunia kita semua.

Namun jika terasa sulit berdakwah “Beserta kesulitan ada kemudahan” (Q.S Asy-Sarh ayat 5) dan jika tak mampu juga antum mengajak seseorang “Maka apakah kamu sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengarkan Firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya ” (Q.S Al-Baqorah ayat 75).

Tugasmu hanya berdakwah!!

Harapan saya sebagai seorang putri Indonesia, seorang Mahasantri dan pemudi penerus bangsa ini berharap dan mengajak kawan kawan untuk bangkit mengembalikan Indonesia pada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Serta berharap kita mampu mengembalikan saudara-saudara kita cinta Al-Qur’an dan kembali mengaji dan bersiap menjadi pemimpin masa depan dengan pengetahuan yang luas dan bersanad dan tidak mudah menyalahkan/menghujad orang lain dengan tampa landasan ilmu pengetahuan. Dan jika yang sebelumnya antum atau ana sendiri yang telah melewati batas Allah mari kita kembali, percayalah Allah berfirman dalam Q.S. A-Zumar ayat 53;

“ Katakanlah “Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri janganlah kamu berputus asa  dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa, semuanya. Sungguh Dialah yang Maha pengampun Maha penyayang”” (Q.S. Az-Zumar ayat 53)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*